Dulu…
Jauh sebelum ini, kau curi hati
Datang bagai hujan kala sang
padi kekeringan
Mengemis, meraung, tiada henti
memohon pada suara
Aku terpana, tidak… tidak…
barangkali terlena
Mimpi dirangkai begitu elok,
terbius akan sosok
Kau buat tangis terhenti
Senyum kau tebar
Pesona kian lebar menyusupi
pikir
Itukah siasatmu?
Kini…
Seusai tahta digapai
Hujan menjadi penantian
Kemarau kian mendera
Ronta terabaikan, diri kau
suapi
Aspirasi sekedar fiksi, senandung
penuh angan
Busukmu tercium sudah
Aku tersesal
Hati tak ingin terulang
Teringat alamiahnya manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar